Realitas alam
EPISODE
Kami duduk berdua
Di bangku halaman rumahnya
Pohon jambu di halaman rumah itu
Berbuah dengan lebatnya
Dan kami sedang memandanginya
Angin yang lewat
Memaingkan daun yang berguguran
Yang mengotori rambutnya
MENYESAL
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudahku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai dihari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang mudah kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju keambang padang bakti
Sosial budaya
TUHAN TELAH MENEGURMU
Tuhan telah menegurmu dengan sangat sopan
Lewat perut anak anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
GUNUNG SALAHUMU
Kaka ambon ibu negeri tanah Maluku
Dipinggir laut tempat beta bersatu
Di lihat dari jahu gunung salahumu
Aku ingat beta dahulu di situ
Kalan terang benderang di pinggiran pantai
Bunyi gitar suara ramai
Kota ambon yang indah dan permai
Tempat beta yang damai
Masyarakat
DARI SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA
Adakah yang kupunya anak anakku
Selain buku buku dan sedikit ilmu
Sumber pengapdianku padamu
Kalau hari minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut ank anakku
Kursi kursi yang tua disana
Dan meja tulis sederhana
Dan jendele jendele yang tidak pernah diganti kainya
Semua kepadamu akan berceriTA
Tentang hidupku di rumah tangga
Ah” tentang ini aku tak pernah bercerita
Depan kelas sedang menatap wajah wajahmu remaja
Horison yang selalu biru bagiku
Karna kutahu anak anakku
Tanah air mata
Tanah airku tanah tumpu dukaku
Mata airair mata kami
Air mata tanah air kami
Di sinilah kami berdiri
Menyanyikan air mata kami
Di balik gembur subur tanahku
Kami simpan perih kami
Di balik etalase mengah gedung gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami
Kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan sukalara
Tapi perih tidak bisa sembunyi
Ia merebak kemana mana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar